Tragedi Mangga
Alkisah disebuah
tempat tepatnya di daerah Medan hidup seorang kakek yang tinggal bersama istri
dan anak-anaknya. Kakek itu kini tinggal menikmati hidup. Hidup bersama anak
dan cucu adalah karunia yang luar biasa bagi kakek tersebut.
Pagi menjelang siang
hari ini cuaca tidak terlalu panas, kakek pergi ke teras lantai dua rumahnya. Melihat-lihat
jalanan yang tidak terlalu ramai dilalui orang-orang. Tiba-tiba pandangan kakek
tertuju ke pohon mangga yang berada di depan rumah salah seorang anaknya. Kakek
melirik ke salah satu mangga yang sudah masak, mangga itu bergoyang-goyang
ditiup angin.
“itu mangga kalau gak diambil bisa jatuh, terus hancur! Kan sayang
mubazir”
Gumam kakek. Kebetulan salah satu cucunya baru saja pulang
sekolah. Kakek langsung ke rumah salah satu anaknya dan bilang kalau mau ambil
mangga, “ya udah ambil aja, galahnya ada di garasi” kata anaknya.
Setelah ambil galah kakek itu langsung meng-arahkan galah tadi ke mangga yang udah masak tadi, karena merasa galahnya kurang panjang kakek mencoba memanjat agar dapat mangga tadi. Dengan susah payah kakek memanjat dan akhirnya dapatlah mangga yang mau diambilnya, tapi kakek melihat tiga buah mangga yang mulai menguning (masak). Kakek memanjat lebih tinggi lagi, namun sesampainya diatas kakek mulai lemas dan kehilangan konsentrasi. Pandangan kakek berkunang-kunang. Kebetulan anak kakek tadi melihat ke arah kakek, anak kakek ini bingung melihat kakek yang diam membatu seperti patung. Anak kakek tadi pun mendatangi pohon yang di panjat si kakek. Diatas, kakek mulai pening dan sempoyongan hampir jatuh. Melihat hal itu anak si kakek tadi langsung memanggil tetangga sebelah untuk tolongin si kakek yang kelihatan hampir jatuh. Tetangga sebelah melihat kakek yang sempoyongan di atas ragu untuk melakukan tindakan apa,
“bisa turun yah?!” tanya anak si kakek. “bisa..bisa..” jawab
kakek.
Kakek berusaha turun
dengan sisa tenaga terakhir. Sesampainya dibawah kakek tak sadarkan diri dan
langsung digendong sama tetangga ke dalam rumah anak si kakek. Ketika sampai di
dalam kakek sadar, kakek langsung di tidurkan di sofa rumah anak si kakek. Tetangga
yang tadi menggendong kakek langsung pulang setelah anak si kakek berterima
kasih. Anak si kakek memberi beberapa potong roti yang disuapi ke mulut kakek,
sedangkan kakek sendiri masih pening.
Tiba-tiba kakek kurang
merespon tindakan yang di berikan anaknya. Melihat kurangnya respon kakek,
anaknya tadi langsung menuntun kakek ke klinik disebelah rumahnya. Melihat kondisi
kakek yang lemas perawat klinik langsung membantu anak si kakek tadi menuntun
kakek ke ruang periksa. Dokter yang jaga di klinik itu langsung memeriksa
kondisi kakek. Salah seorang cucu kakek datang ke klinik setelah di beri tahu
anak si kakek untuk melihat keadaan si kakek. Setelah diperiksa dan diberi obat
kakek dituntun anaknya kembali ke rumah sementara cucunya tadi menghadap ke
bagian administrasi. Setelah selesai dari bagian adminstrasi cucu si kakek
langsung menuju kerumah kakek. Sang cucu melihat kakek sedang makan di ruang
makan bersama anak si kakek, cucu kakek ini langsung mendatangi ruang makan
untuk tanya-tanya mengenai ‘tragedi mangga’ tersebut. Anak
si kakek menceritakan kejadiannya.
“ ini gara-gara kamu
nih...” kata anak si kakek bercanda.
“lho.. emang apa
hubungannya ?” cucu kakek bingung.
“gini, kakek tadi mau
ambil mangga untuk kamu. Nah kan
gara-gara mau ambil mangga ini kakek
hampir jatuh, berarti gara-gara kamu
dong..” kata anak si kakek masih bercanda.
“idih... enggak dong !!”
cucu si kakek cemberut.
HA..HA..HA..
AND THE LAST, mereka
bertiga tertawa bersama melupakan “TRAGEDI MANGGA”
THE
END
CREATED BY :